Profil Desa Tangkisan

Ketahui informasi secara rinci Desa Tangkisan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tangkisan

Tentang Kami

Sebagai salah satu desa yang terus berkembang di Kabupaten Purbalingga, Desa Tangkisan menawarkan profil yang dinamis dengan keunggulan di sektor agraris dan kerajinan. Wilayah ini dikenal luas sebagai pusat produksi gula kelapa organik yang sukses menemb

  • Desa Devisa Gula Kelapa

    Ditetapkan sebagai Desa Devisa berkat produk gula kelapa organiknya yang diekspor ke Amerika dan Eropa, menunjukkan kualitas produksi dan manajemen usaha yang profesional.

  • Lumbung Pangan Agraris

    Memiliki lahan pertanian subur yang menjadi penopang utama ketahanan pangan lokal melalui budidaya padi dan palawija.

  • Potensi Kerajinan Lokal

    Selain gula kelapa, desa ini juga memiliki tradisi kerajinan tangan seperti sapu glagah yang menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat.

Pasang Disini

Desa Tangkisan, yang berlokasi di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, kini menjelma menjadi salah satu ikon ekonomi daerah berkat keberhasilannya dalam mengembangkan potensi lokal. Tidak hanya berperan sebagai wilayah agraris yang subur, Desa Tangkisan secara resmi telah dikukuhkan sebagai Desa Devisa, sebuah pengakuan atas kontribusi signifikan produk gula kelapa organiknya di pasar internasional. Profil ini akan mengupas secara mendalam mengenai kondisi geografis, demografi, potensi ekonomi, hingga tantangan dan arah pengembangan desa yang menjadi salah satu motor penggerak perekonomian di Purbalingga.

Lokasi Geografis dan Kondisi Administratif

Secara geografis, Desa Tangkisan terletak pada posisi strategis di Kecamatan Mrebet yang memiliki kontur wilayah perbukitan subur. Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari ibu kota kabupaten membuatnya mudah diakses dan mendukung kelancaran distribusi hasil bumi dan produk kerajinan.

Berdasarkan data administrasi, wilayah Desa Tangkisan memiliki batas-batas yang jelas dengan desa-desa tetangganya, yang turut membentuk ekosistem sosial dan ekonomi yang saling terhubung.

  • Letak Wilayah
    Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah
  • Batas Wilayah
    • Utara
      Berbatasan dengan Desa Kradenan
    • Timur
      Berbatasan dengan Desa Sindang
    • Selatan
      Berbatasan dengan Desa Karangturi
    • Barat
      Berbatasan dengan Desa Selaganggeng
  • Luas Wilayah
    Berdasarkan data publikasi "Kecamatan Mrebet dalam Angka", luas Desa Tangkisan yaitu 2,73 km².
  • Kode Pos
    53352

Luas wilayah yang didominasi oleh lahan pertanian dan perkebunan kelapa menjadi fondasi utama bagi struktur ekonomi masyarakat yang mayoritas bergerak di sektor agraris.

Demografi dan Kependudukan

Data kependudukan merupakan cerminan dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh sebuah wilayah. Mengacu pada data statistik terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purbalingga untuk Kecamatan Mrebet, populasi di Desa Tangkisan menunjukkan komposisi yang dinamis.

  • Jumlah Penduduk
    Data terakhir mencatat jumlah penduduk Desa Tangkisan sebanyak 4.453 jiwa.
  • Kepadatan Penduduk
    Dengan luas wilayah 2,73 km², kepadatan penduduk Desa Tangkisan ialah sekitar 1.631 jiwa/km².

Angka kepadatan ini menunjukkan tingkat hunian yang cukup padat, di mana sebagian besar penduduknya berada dalam usia produktif. Mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani, penderes nira kelapa, pengrajin gula dan sebagian kecil lainnya bekerja di sektor jasa dan perdagangan. Tingginya jumlah penderes dan pengrajin gula kelapa menjadi ciri khas utama yang membedakan Desa Tangkisan dengan desa-desa lain di sekitarnya. Kehidupan sosial masyarakatnya sangat erat, diwarnai oleh nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang masih terjaga.

Potensi Ekonomi dan Sektor Unggulan

Kekuatan ekonomi Desa Tangkisan bertumpu pada dua pilar utama: pertanian, khususnya perkebunan kelapa, dan industri pengolahan hasil. Sinergi antara keduanya berhasil mengangkat nama Tangkisan hingga ke panggung dunia.

Gula Kelapa Organik: Ikon Global dari Tangkisan

Sektor unggulan yang paling menonjol dari Desa Tangkisan ialah produksi gula kelapa organik, baik dalam bentuk cetak maupun serbuk (gula semut). Keberhasilan ini tidak lepas dari peran aktif kelompok usaha bersama (KUB) dan pendampingan dari pihak swasta serta pemerintah.

Pada September 2024, Desa Tangkisan secara resmi dikukuhkan sebagai "Desa Devisa" oleh Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi. Pengukuhan ini merupakan buah dari keberhasilan para pengrajin mengekspor produk gula kelapa berkualitas tinggi ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Republik Ceko, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya.

Dalam sebuah kesempatan, Kepala Desa Tangkisan, Miswono, menyatakan rasa syukurnya. "Berkat pendampingan yang diberikan, penghasilan penderes mengalami peningkatan dengan harga gula yang stabil. Alhamdulillah, harga gula di Tangkisan menjadi yang tertinggi di Purbalingga," ujarnya. Status sebagai Desa Devisa diharapkan dapat meningkatkan aliran devisa ke dalam negeri dan semakin memperkuat perekonomian lokal.

Pertanian sebagai Tulang Punggung

Selain kelapa, sektor pertanian di Desa Tangkisan juga menjadi tulang punggung ketahanan pangan. Lahan persawahan yang subur dimanfaatkan untuk menanam padi, sementara lahan tegalan ditanami berbagai jenis palawija seperti jagung dan singkong. Sistem irigasi yang cukup baik mendukung aktivitas pertanian sepanjang tahun, meskipun tantangan terkait perubahan iklim tetap ada. Hasil panen tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, tetapi juga dipasarkan ke berbagai wilayah di Kabupaten Purbalingga.

UMKM dan Kerajinan Lokal

Di luar gula kelapa, semangat kewirausahaan masyarakat Desa Tangkisan juga terlihat dari adanya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lainnya. Salah satu yang cukup dikenal ialah kerajinan sapu glagah. Meskipun skalanya tidak sebesar industri gula kelapa, kerajinan ini memberikan sumber pendapatan alternatif yang penting bagi sebagian warga. Produk-produk ini biasanya dijual di pasar-pasar tradisional dan menjadi bagian dari ekonomi kreatif desa.

Pemerintahan dan Kelembagaan Desa

Roda pemerintahan di Desa Tangkisan berjalan secara efektif di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa. Struktur pemerintahan desa meliputi Sekretariat Desa, pelaksana teknis, dan pelaksana kewilayahan (kepala dusun). Seluruh elemen ini bekerja sama untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan.

Selain lembaga formal, terdapat juga Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang berfungsi sebagai lembaga legislatif di tingkat desa. BPD berperan aktif dalam menyerap aspirasi masyarakat, merumuskan peraturan desa bersama kepala desa, dan mengawasi kinerja pemerintah desa. Kelembagaan lain seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), PKK, dan Karang Taruna juga turut aktif dalam berbagai program pembangunan dan kegiatan sosial di desa. Sinergi antar lembaga ini menjadi kunci keberhasilan implementasi program-program strategis, termasuk pengembangan potensi desa.

Infrastruktur, Sosial, dan Budaya

Pembangunan infrastruktur dasar terus menjadi prioritas pemerintah desa. Akses jalan desa dan jalan usaha tani telah mendapatkan perhatian untuk mempermudah mobilitas warga dan pengangkutan hasil bumi. Jaringan listrik dan akses air bersih juga telah menjangkau sebagian besar wilayah desa, meskipun peningkatan kualitas dan jangkauan layanan terus diupayakan.

Di bidang pendidikan, terdapat fasilitas pendidikan dasar seperti Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma`arif NU 1 Tangkisan, yang menjadi pusat pendidikan formal bagi anak-anak di desa. Untuk layanan kesehatan, masyarakat dapat mengakses Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) dan Posyandu yang secara rutin memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi ibu dan anak.

Kehidupan sosial-budaya di Desa Tangkisan sangat dipengaruhi oleh tradisi agraris dan nilai-nilai keislaman yang kuat. Tradisi seperti gotong royong dalam membangun fasilitas umum atau membantu sesama masih lestari. Kegiatan keagamaan, seperti pengajian dan peringatan hari besar Islam, menjadi momen penting yang mempererat tali silaturahmi antarwarga.

Tantangan dan Arah Pengembangan ke Depan

Meskipun memiliki berbagai potensi yang membanggakan, Desa Tangkisan juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk menjamin keberlanjutan pembangunan.

  1. Regenerasi Penderes
    Profesi sebagai penderes nira kelapa memiliki risiko tinggi dan menuntut fisik yang kuat. Minat generasi muda untuk meneruskan profesi ini menjadi tantangan tersendiri. Diperlukan inovasi teknologi atau insentif untuk menarik minat kaum muda.
  2. Fluktuasi Harga Komoditas
    Ketergantungan pada komoditas pertanian dan perkebunan membuat perekonomian desa rentan terhadap fluktuasi harga di pasar global maupun lokal.
  3. Pemasaran Digital
    Meskipun produk gula kelapa sudah menembus pasar ekspor, pemanfaatan pemasaran digital untuk produk UMKM lainnya seperti sapu glagah masih perlu dioptimalkan untuk memperluas jangkauan pasar.
  4. Peningkatan Nilai Tambah
    Diversifikasi produk olahan dari kelapa selain gula, seperti VCO (Virgin Coconut Oil) atau produk turunan lainnya, dapat menjadi strategi untuk meningkatkan nilai tambah dan pendapatan masyarakat.

Ke depan, arah pengembangan Desa Tangkisan diarahkan pada penguatan statusnya sebagai Desa Devisa melalui peningkatan kapasitas produksi dan kualitas yang berkelanjutan. Selain itu, pemberdayaan UMKM di luar sektor gula kelapa dan pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan keterampilan menjadi agenda penting untuk menciptakan ekonomi yang lebih tangguh dan inklusif.

Desa Tangkisan di Kecamatan Mrebet merupakan sebuah contoh nyata bagaimana potensi lokal dapat dikelola secara profesional untuk mencapai panggung global. Dengan pilar ekonomi yang kokoh pada industri gula kelapa organik dan sektor pertanian yang subur, desa ini bukan hanya menjadi penopang ekonomi bagi warganya, tetapi juga penyumbang devisa bagi negara. Melalui kerja keras masyarakat, sinergi kelembagaan, dan dukungan pemerintah, Desa Tangkisan membuktikan dirinya sebagai desa yang berdaya, mandiri, dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan optimisme.